Sabtu, 27 Maret 2010

Metode Epidemiologi

Pengamatan epidemiologi dapat berupa:
1. Deskriptif
Mengolah data berdasarkan waktu, tempat dan orang
a. Kecenderungan menurut waktu
· Kecenderungan sekuler menggambarkan kejadian penyakit dalam jangka waktu lama, seringkali tahunan; hal ini dipengaruhi derajat kekebalan dalam populasi dan kemungkinan keadaan non spesifik seperti status sosial ekonomi dan gizi di antara populasi.
· Kecenderungan periodic (sesaat)
Suatu perubahan sesaat terhadap kecenderungan sekuler, kecenderungan tersebut bisa menandakan perubahan karakteristik antigen dari agen penyakit.
· Kecenderungan musiman
Kecenderungan ini menggambarkan perubahan musiman terhadap kejadian penyakit mengikuti perubahan kondisi lingkungan yang mempengaruhi kemampuan agen penyakit untuk berreplikasi dan menularkan penyakit.
· Epidemi penyakit
Epidemi adalah peningkatan tiba-tiba kejadian suatu penyakit akibat factor prevalent yang mendukung penularan.
b. Pertimbangan tempat
Gambaran data epidemiologi berdasarkan tempat harus menjelaskan 3 tempat berbeda: dimana orang tersebut pada saat penyakit terjangkit, dimana orang tersebut pada saat dia terinfeksi oleh sumber penularan, dan dimana sumber penularan menjadi terinfeksi oleh agen penyebab. Walaupun, dalam kasus kejadian luar biasa keracunan makanan pejamu bisa menjadi sakit secara klinis di rumah akibat makanan yang dimakan di restoran. Kendaraan dapat mengangkut ayam, yang terkena infeksi dalam suatu peternakan. Perbedaan tersebut penting untuk mempertimbangkan dalam upaya pencegahan kasus serupa.
c. Orang yang terinfeksi
Seluruh karakteristik orang yang terinfeksi harus dicatat: umur, jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan perorangan, status sosial ekonomi, riwayat imunisasi, keberadaan penyakit yang diderita sebelumnya, serta data lainnya.
2. Analitik
Menggunakan suatu penelitian kasus kontrol atau kohort.
Ada 2 metode analisis utama yaitu:
a. Metode kasus kontrol diawali dengan menentukan efek atau penyakit diikuti penyelidikan secara retrospektif penyebab yang berhubungan dengan efek tersebut.
b. Metode kohort meneliti dua populasi, yang pertama adalah kelompok yang pernah kontak dengan faktor penyebab yang dicurigai dalam penelitian tersebut dan satu kelompok serupa yang tidak pernah kontak dengan faktor penyebab yang dicurigai dalam penelitian tersebut. Bila kedua kelompok diamati maka efek dari faktor yang dicurigai harus muncul.
3. Eksperimental
Suatu hipotesis dibuat dan suatu model eksperimen disusun dengan melakukan manipulasi satu atau beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap efek. Efek dari manipulasi akan dapat menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak.

Pemanfaatan epidemiologi sebagai suatu pendekatan sistematis dalam mememcahkan masalah dengan cara:
1. Melakukan konfirmasi tentang terjadinya suatu epidemi dan melakukan verifikasi diagnosis.
2. Membuat pengertian tentang kasus yang terjadi dan mengolah data kasus.
3. Melakukan analisa data kasus berdasarkan waktu, tempat dan orang yang terkena.
4. Membuat sebuah hipotesis
5. Mengadakan penelitian lanjutan bila diperlukan
6. Menyusun dan melaksanakan tindakan pencegahan dan pengendalian.
7. Menyiapkan dan menyebarkan laporan kepada publik
8. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pencegahan dan pengendalian yang dilakukan.
Diterjemahkan dari:
(http://a.parsons.edu/~limam240/thesis/documents/Epidemiology_Theory.pdf)
Sumber:
Samuel Baron
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=mmed.chapter.631December 10, 1997

Teori Epidemiologi

Epidemiologi dalam arti luas adalah studi tentang penyakit yang mengenai populasi manusia. (Wikipedia).
Epidemiologi adalah studi tentang determinan, kejadian dan distribusi masalah kesehatan dan penyakit dalam suatu populasi tertentu.
Infeksi adalah replikasi suatu organisme dalam jaringan pejamu yang dapat menyebabkan penyakit.
Seorang pembawa (karier) adalah orang yang tanpa gejala penyakit tetapi membawa organisme infeksius.
Diseminasi adalah penyebaran organisme dalam lingkungan.
Rantai Infeksi
Ada 3 kaitan utama dalam terjadinya penyakit:
1. Agen penyebab (etiologi)
Organisme penyebab mungkin bermacam mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Patogenitas suatu agen adalah kemampuannya menimbulkan penyakit; patogenitas seringkali ditandai oleh penjelasan mengenai virulensi dan invasivitas suatu organisme. Virulensi berhubungan dengan derajat parahnya infeksi, yang bisa ditunjukkan oleh gambaran kesakitan (insidensi penyakit) dan kematian (angka kematian) akibat infeksi.
2. Cara penularan
Cara penularan atau transmisi adalah bagaimana cara agen penyakit ditularkan dari sumber penyakit hingga mengenai pejamu. Terdapat 4 cara utama penularan yaitu:
a. Dengan kontak langsung
b. Melalui kendaraan umum
c. Melalui udara
d. Melalui vektor
3. Pejamu
Suatu organisme dapat masuk ke dalam tubuh pejamu melalui kulit, selaput mukosa, paru-paru, saluran pencernaan atau saluran reproduksi dan perkemihan serta mengenai janin melalui plasenta. Tampilan penyakit seringkali menggambarkan tempat masuknya penyakit, tapi tidak selalu demikian.
Ketiga kaitan tersebut seharusnya dikenali sebelum dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit harus diawasi.
Diterjemahkan dari:
(http://a.parsons.edu/~limam240/thesis/documents/Epidemiology_Theory.pdf)
Sumber:
Samuel Baron
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=mmed.chapter.631December 10, 1997

Jumat, 26 Maret 2010

UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

Ukuran dalam epidemiologi meliputi ukuran frekuensi penyakit, ukuran efek pemaparan dan ukuran potensi dampak.
Ukuran frekuensi penyakit menggambarkan ukuran deskriptif kejadian penyakit, cacat atau kematian pada suatu populasi. Frekuensi kejadian yang diamati diukur dengan prevalens dan insidens.
Ukuran efek pemaparan menganalisa besar korelasi determinan dengan efek suatu kejadian atau penyakit. Korelasi tersebut diukur menggunakan resiko relatif (RR) dan rasio odds (OR).
Ukuran potensi dampak menganalisa pengaruh (kontribusi) factor determinan terhadap efek kejadian penyakit dalam populasi tertentu. Pengaruh tersebut berguna untuk memprediksi efikasi atau efektivitas suatu pengobatan dan strategi intervensi pada populasi tertentu. Pengukuran besar pengaruh tersebut menggunakan prosentase resiko pengaruh dan resiko pengaruh populasi.
Dalam membahas ukuran frekuensi penyakit perlu dipahami komponen ukuran dasar epidemiologi yaitu pembilang (nominator) dan penyebut (denominator). Pembilang dalam ukuran dasar frekuensi penyakit adalah frekuensi kasus yang diamati sedangkan penyebut adalah jumlah populasi yang beresiko terkena penyakit tersebut.
Beberapa ukuran dasar frekuensi penyakit antara lain: proporsi, rasio dan angka kejadian (rate). Sedangkan ukuran frekuensi penyakit sendiri meliputi insidensi (jumlah kasus baru dalam periode tertentu) dan prevalensi (jumlah kasus yang ada pada saat tertentu yang meliputi kasus lama dan kasus baru).
(Disarikan setelah menyimak Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan, Wahyudin Rajab, M.Epid, 2009)

Epidemiologi Riwayatmu Dulu

Awalnya istilah epidemiologi lahir dari akar kata epi (sesuatu pada atau tentang) demos (masyarakat atau penduduk) dan logos (ilmu) yang merupakan istilah dalam Bahasa Yunani. Istilah berakar pada kata dasar tersebut melahirkan pengertian epidemiologi merupakan suatu ilmu yang membahas segala sesuatu tentang penduduk.
Pengertian epidemiologi pun beraneka macam, dapat kita pilah pengertian menurut para ahli sebelum dan sesudah tahun 1960.
Menurut pengertian lama yang dipicu terjadinya wabah sebelum tahun 1060, epidemiologi merupakan ilmu yang membahas penyebaran dan perluasan wabah penyakit pada suatu kelompok penduduk.
Setelah tahun 1960 beberapa ahli memberikan sentuhan pengertian yang lebih luas dari sekedar wabah penyakit. Mag Mahon dan Pugh (1970) menekankan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit selain penyebarannya. Omran (1974)memberi pengertian lebih luas dengan menambahkan pengertian epidemiologi sebagai studi mengenai kejadian dan distribusi kesehatan selain penyakit serta perubahan yang terjadi pada penduduk. Mausner dan Kramer (1985) memberi warna lain dengan menyertakan kecelakaan selain penyakit pada manusia. Sedangkan Last (1988) menyimpulkannya menjadi suatu studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu serta aplikasinya untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut.
Kesimpulan atas banyak pengertian tersebut adalah penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak serta adanya faktor penyebab dan faktor pencegahan yang dapat diidentifikasikan melalui suatu pengamatan (penelitian) secara sistematik pada populasi tempat dan waktu.
Sehingga pada dasarnya epidemiologi adalah ilmu empirik kuantitatif yang banyak membahas pengamatan dan pengukuran sistematik tentang penyakit, faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit serta pencegahannya.
Distribusi, frekuensi dan determinan suatu masalah kesehatan atau penyakit dalam suatu populasi akan dilakukan pengamatan untuk memperoleh suatu kesimpulan mengatasi masalah tersebut.
Epidemilogi lahir dan berkembang dari suatu pengertian sempit menjadi sangat luas sebagai suatu ilmu yang akan memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada kita untuk melakukan pengamatan, merumuskan determinan atau penyebab hingga menarik suatu kesimpulan untuk mengatasi masalah pada manusia.
Riwayat epidemiologi berkembang sampai sekarang menjadi ilmu yang sangat berperan bagi petugas kesehatan dalam membantu menjawab permasalahan yang akan ditemukan selama pengabdiannya.
Tetaplah menjadi bagian dari solusi bagai epidemiologi.
(Disarikan setelah menyimak Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan, Wahyudin Rajab, M.Epid, 2009)